Skip to content
SMA FRANSISKUS

SMA FRANSISKUS

Bandar Lampung

  • Tentang
    • Visi Misi Sekolah
    • Motto Sekolah
    • Logo SMA Fransiskus
    • Profil Siswa
    • Tim Manajemen Sekolah
  • Berita
  • Prestasi
  • Ekstrakulikuler
  • Beasiswa
  • Kontak

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KONSEP SUHU DAN KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction)

Posted on 1 September 20203 Desember 2021 By admin Tak ada komentar pada UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KONSEP SUHU DAN KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction)
Artikel

Setyawan Sutanto

SMA Fransiskus Bandarlampung

setyawan19@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction) . 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa secara kuantitatif pada setiap siklus. Berdasarkan hasil analisis motivasi siswa diketahui bahwa nilai rata-rata motivasi siswa siklus I sebesar 3,58, pada siklus II meningkat sebesar 0,11 menjadi 3,69, dan pada siklus III meningkat sebesar 0,43 menjadi 4,12. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 48,28, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 64,11 atau meningkat sebesar 15,26 dan pada siklus III rata-rata hasil belajar siswa kembali meningkat menjadi 77,90 atau meningkat sebesar 13,79. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi  dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Model pembelajaran ARIAS, motivasi, dan hasil belajar siswa.

PENDAHULUAN

Kemajuan suatu negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan, karena pendidikan akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spiritual,intelegensi dan skill. Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah efektifitas pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mengorganisasi lingkungan siswa, pengetahuan dan bahan pembelajaran sehingga proses pendidikan di kelas efektif (Suryani & Agung, 2012).

Proses pembelajaran di dalam kelas akan berlangsung dengan baik apabila di dalamnya terdapat kesiapan antara guru dengan siswa.  Kesiapan yang dimaksudkan adalah kesiapan guru dalam penguasaan materi pembelajaran, perangkat pembelajaran serta pengelolaan kelas dengan baik sehingga proses pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif, dan menyenangkan.  Selain itu, kesiapan siswa penting dilakukan agar nantinya dapat menerima pelajaran yang diberikan guru dengan baik yang pada akhirnya dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan bagi siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMA Fransiskus Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa  hasil belajar fisika siswa kelas XI MIA 3 rendah dengan rata-rata nilai 32,4 dengan ketuntasan klasikal sebesar 5,71%.  Ditinjau dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, yaitu sebesar 71.  Di samping melihat hasil belajar siswa peneliti juga mengukur  motivasi belajar fisika menggunakan angket dengan tujuan

untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pelajaran fisika.  Melalui angket motivasi diperoleh 22,85% siswa memiliki motivasi tinggi, 77,15% siswa memiliki motivasi sedang. 

Beberapa siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa fisika terdiri dari banyak rumus yang harus dipahami dan dihafal yang membuat mereka kurang mengerti serta kurang termotivasi di dalam mempelajari fisika.  Keberhasilan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari keuletan dan keteguhan yang dimiliki oleh siswa serta motivasi yang tinggi untuk berhasil.  Sardiman (2005: 75) menyatakan bahwa motivasi adalah penggerak di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjadi kelangsungan dari kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang dicapai individu tercapai. Anni (2005 : 111) menyatakan bahwa motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus.  Kemudian Thomas M. Risk dalam Rohani (2004: 11) memberikan pengertian motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.  Berdasarkan pendapat Anni dan Thomas M. Risk di dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya motivasi. 

Hasil belajar akan optimal kalau adanya motivasi yang tinggi.  Makin tepat motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa maka akan merangsang siswa di dalam proses belajar mengajar yang akhirnya dapat meningkatkan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Motivasi belajar yang dimiliki setiap orang, satu dengan yang lainnya bisa jadi tidak sama.  Biasanya hal ini bergantung dari apa yang diiginkan orang yang bersangkutan.  Ada yang mempunyai motivasi tinggi terdapat pula orang yang mempunyai motivasi rendah.  Adapun ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi tinggi yang dikemukakan Sardiman (2008 : 83) adalah sebagai berikut:

  1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
  2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
  3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
  4. Lebih senang bekerja mandiri.
  5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
  6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
  7. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
  8. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Motivasi yang tinggi yang dimiliki seseorang akan memacu dirinya untuk belajar lebih giat dan berusaha menjadi yang terbaik diantara kawan-kawannya.  Motivasi belajar yang dimiliki seseorang dapat berasal dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Motivasi yang hidup atau timbul dari diri siswa lebih kuat dibandingkan motivasi yang ditimbulkan dari faktor luar, hal ini dikarenakan timbulnya motivasi dalam diri siswa sepenuhnya disadari oleh individu yang terlibat, tanpa desakan atau dorongan dari siapapun.  Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa dapat mengubah sikap seseorang dari malas menjadi giat belajar. Motivasi yang dimiliki oleh siswa juga secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajarnya. Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang ketika ia melakukan suatu kegiatan pembelajaran.  Hasil belajar merupakan tolak ukur seseorang yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Seseorang yang mendapatkan hasil belajar yang baik bisa dikatakan berhasil dan  yang mendapatkan hasil belajar yang buruk mungkin bisa dikatakan belum berhasil di dalam proses pembelajaran. Sudjana (2005 : 3) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah  laku  sebagai  hasil  belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.”Menurut Keller dalam Mulyono (2002 : 45) berpendapat :Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak,  sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.  Ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya aktivitas, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak. Menurut Bloom dalam Sardiman (2008 : 23-24) bahwa ada tiga ranah hasil belajar, yaitu :

  1. Kognitif Domain : Knowledge (pengetahuan, ingatan), Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), Analysis (menguraikan, menentukan hubungan), Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), Evaluation (menilai), Application (menerapkan).
  2. Affektif Domain : Receiving (sikap menerima), Responding (memberikan respons), Valuing (nilai), Organization (organisasi), Characterization (karakterisasi).
  3. Psychomotor Domain : Initiatory level, Pre-routine level, Rountinized level.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hasil belajar dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang kompleks yang meliputi: aspek kognitif, afektif dan psikomotor.  Hasil belajar tersebut bisa berupa pemahaman siswa, sikap, serta keterampilan.  Seseorang   dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran apabila pada dirinya telah mengalami perubahan baik pada sikap, tingkah laku serta keterampilan di dalam kehidupan sehari-hari. 

Keselarasan antara motivasi dan hasil belajar siswa dapat dibangun salah satunya dengan melakukan  suatu terobosan yang dapat dilakukan guru di dalam proses pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat serta mampu merangsang siswa untuk belajar dan mempunyai motivasi yang besar terhadap pelajaran. Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) merupakan model pembelajaran yang menanamkan rasa percaya diri, perhatian serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam proses pembelajaran. Pendapat ini diperkuat oleh Tri Chayati (2010)  yang mengatakan ARIAS merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menanamkan rasa percaya diri dan bangga pada siswa, menumbuhkan minat atau perhatian serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi diri.  Model pembelajaran ARIAS terdiri dari komponen-komponen  intrinsik yang ada pada diri siswa diantaranya kepercayaan diri dan kepuasan.  Model ini dirancang dan digunakan oleh guru untuk mempengaruhi tingkat keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran yang akan berdampak pada hasil belajar  siswa.  Menurut Sa’adah (2010) Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Kelima kompenen tersebut adalah :

  1. Assurance,  (percaya  diri),  yang  berhubungan  dengan sikap  percaya,  yakin  akan  berhasil  atau  yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil.
  2. Relevance,  berhubungan  dengan  kehidupan  siswa  baik berupa  pengalaman  sekarang  atau  yang  telah  dimiliki maupun  yang  berhubungan  dengan  kebutuhan  karir sekarang atau yang akan datang.
  3. Interest,  adalah  yang  berhubungan  dengan minat/perhatian siswa.
  4. Assessment,  yaitu  yang  berhubungan  dengan  penilaian

terhadap  siswa.  Penilaian  merupakan  suatu  bagian pokok  dalam  pembelajaran  yang  memberikan keuntungan bagi guru dan murid.

 5.   Satisfaction  adalah  reinforcement  (penguatan)  dapat memberikan  rasa  bangga  dan  puas  pada  siswa  yang penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas , tujuan penelitian ini diantaranya: (1) Mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa pada materi pokok fluida statis selama pembelajaran dengan menggunakan model ARIAS. (2) Mendeskripsikan  peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis selama pembelajaran dengan menggunakan model ARIAS.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA 3  SMA Fransiskus Bandar Lampung pada semester Ganjil tahun pelajaran 2018/2019 yang memiliki karakteristik motivasi sedang dan hasil belajar yang rendah.  Objek penelitian adalah motivasi dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar angket motivasi dan lembar soal tes formatif.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) oleh Kemmis dan Taggart dalam Arikunto.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama 3 siklus yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, diperoleh data bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi tersebut diketahui dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS. Data motivasi siswa dalam pembelajaran ini diambil dengan menggunakan lembar angket motivasi. Lembar angket motivasi siswa terdiri dari sejumlah pernyataan yang disesuaikan dengan aspek yang ingin diukur.  Aspek ini berbentuk angket skala Likert yang di dalamnya terdapat pilihan jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.  Angket motivasi yang digunakan  terdiri dari empat indikator yaitu perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan.  Hasil observasi terhadap penerapan model pembelajaran ARIAS dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 1.  Grafik motivasi siswa setiap

              

Berdasarkan Gambar 1 nilai rata-rata motivasi siswa selama pembelajaran pada siklus I adalah 3,58, pada siklus II meningkat sebesar 0,11 menjadi 3,69 dan pada siklus III motivasi siswa kembali meningkat sebesar 0,43 menjadi 4,12.

Data hasil belajar siswa yang diteliti hanya aspek kognitif saja.  Data hasil belajar diperoleh dari pemberian soal uraian yang terdiri dari lima pertanyaan yang dilaksanakan disetiap akhir siklus  yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS. Data distribusi hasil belajar siswa secara grafis dapat dilihat seperti pada Gambar 2.

            Gambar 2.  Grafik  hasil belajar siswa setiap siklus

Berdasarkan Gambar 2 nilai rata-rata hasil belajar siswa selama pembelajaran pada siklus I adalah 48,85 dengan kategori kurang, pada siklus II meningkat sebesar 15,26  menjadi 64,11 dengan kategori cukup, dan pada siklus III hasil belajar siswa kembali meningkat sebesar 13,79 menjadi 77,9  dengan kategori baik.

Motivasi siswa dalam proses pembelajaran selama diterapkan model pembelajaran ARIAS mengalami peningkatan pada setiap siklus hal ini dapat terlihat pada Gambar 1.  Penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa dikarenakan diawal proses pembelajaran guru selalu memberikan motivasi kepada siswa dengan cukup baik.  Motivasi yang diberikan berkaitan dengan penanaman rasa percaya diri kepada siswa bahwa mereka dapat berhasil dalam mempelajari fisika yang secara tidak langsung membangkitkan motivasi siswa dari faktor intrinsik. Hal yang dilakukan diantaranya dengan memberikan cerita singkat mengenai tokoh-tokoh ilmuan pada fisika yang telah berhasil.  Di samping itu, pembelajaran yang diberikan berkaitan langsung dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.  Penerapan model pembelajaran ARIAS menempatkan siswa sebagai subjek belajar dimana siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran melalui tinjauan pustaka dan diskusi antar teman dengan bimbingan guru.  Di dalam proses pembelajaran guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk  memecahkan masalah yang diberikan dan berkompetisi untuk menjadi kelompok yang terbaik.  Pada akhiri proses pembelajaran guru memberikan apresiasi kepada kelompok terbaik tersebut serta memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil memperoleh nilai tertinggi di setiap  tes hasil belajar yang dilakukan di akhir siklus.  Pemberian penghargaan tersebut membuat siswa semakin termotivasi untuk belajar dan menjadi yang terbaik di antara teman-temannya.  Pemberian penghargaan berupa hadiah dapat membangkitkan motivasi siswa dari faktor ekstrinsik.  Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2009 : 162-163), motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, mendali pertentangan dan hukuman. Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi siswa disetiap siklusnya.  Hal ini didukung penelitian Sa’adah (2010 : 1) yang menyatakan model pembelajaran ARIAS dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa.  Disamping itu, dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa disetiap siklusnya.  Hal ini didukung oleh penelitian Susilowati (2006) yang menyatakan penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS menuntun siswa aktif di dalam proses pembelajaran sehingga siswa mencari sendiri solusi dari permasalahan yang ada.  Sardiman (2005) berpendapat Hasil belajar dapat diperoleh dari berbagai usaha, misalnya aktif dalam kegiatan pembelajaran, memahami eksperimen yang dilakukan, dan menganalisis hasil eksperimen dan menganalisis isi suatu buku.  Seseorang yang mampu menguasai suatu materi keilmuan dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki prestasi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

  1. Motivasi siswa ditingkatkan melalui pemberian masalah yang berkaitan dengan materi dan mempunyai kaitan yang erat dengan kehidupan sehari-hari yang diselesaiakan oleh siswa.  Selain itu dengan membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri dengan cara menceritakan tokoh-tokoh fisika yang telah berhasil dibidangnya. Hal lain yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berkompetisi menjadi yang terbaik pada kegiatan diskusi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan apresiasi kepada kelompok terbaik tersebut.  Peningkatan motivasi siswa pada siklus I  nilai rata-rata Motivasi siswa sebesar 3,58, pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,11 menjadi 3,69, dan pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 0,43 menjadi 4,12.
  2. Hasil belajar siswa ditingkatkan melalui pemberian tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan sesuai dengan kemampuan siswa misalnya pemberian tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah berangsur ke tugas yang sukar. Di samping itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi hasil kerja dari teman mereka.  Mereka akan merasa malu kalau kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil belajar yang maksimal.  Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I  nilai rata-rata Hasil Belajar siswa sebesar 48,82, pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 15,26 menjadi 64,11, dan pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 13,79 menjadi 77,9. Persentase jumlah siswa yang tuntas di dalam mencapai KKM secara klasikal pada siklus I sebesar 22,86%, pada siklus II meningkat sebesar 56,56% menjadi 79,42%, pada siklus III meningkat sebesar 10,91 % menjadi 90,33%.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri,dkk. 2004. Psikologi Belajar. UPT MKK UNNES .  Semarang

Chayati, Tri.  2010.  peningkatan motivasi berprestasi  dan prestasi belajar

matematika siswa melalui model pembelajaran arias

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction). (Skripsi).  Universitas Muhamadiyah Surakarta. Surakarta

Mulyono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Pustaka

Rohani HM, ahmad.  2004.  Pengelolaan Pengajaran.  Rineka Cipta.   Jakarta

Sardiman, A.M. 2008.  Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Persada

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 2005.  Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Sa’adah. 2010. Penerapan model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,Assesment, Satisfaction) dalam pembelajaran TIK. (Jurnal). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Suryani, N., & Agung, L. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Susilowati, Rani.  2006. Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Energi dan Usaha Di Kelas VIIb SMP Negeri 11 Bengkulu. Skripsi. Universitas Negeri Bengkulu.

Navigasi pos

❮ Previous Post: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPS 1
Next Post: PENERAPAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ❯

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © SMA Fransiskus Bandar Lampung 2020

Theme: Oceanly by ScriptsTown